Jumat, 23 Desember 2011

Dia


Dia

tambatkan beban yang kian gelap ini
aku menggelepar jadi perih senyum
menantimu.

benar memang apa katamu dulu
bahwa langit akan tetap bisu meski kau tinju ratus kali.

kini aku punya jalan sendiri.
ku ketuk ia dengan lebih bijak.
salam 3 kali, lalu ku pergi.

tak selamanya beban hanya jadi beban
kadang ia jadi bagian diri yang sepi tanpanya

ku tarik lagi udara,
lewat hidung tuju paru
ku pompa darah
menyebarlah bara yang nyalakan nyawaku.

bukan mereka yang akan menyelamatkan
tapi Dia,

-muharram,sept 09-

Dipeluk Cahaya


Dipeluk Cahaya

(u/ Alm Hadi Siswoyo)

Alhamdulillah
terbangun juga engkau dari tidur panjang
penuh bara debu di dunia
kami datang. menangis bukan sedih
tapi iri melihat kau yangkan dipeluk cahaya

Kemarin
kau katakan ini itu jadi laku kami
lalu kau ajarkan kami bermimpi
berlari mengejarnya dan bertahan
untuk memeluknya lama

layar kami telah pasang
angin berbisik kencang
tak peduli badai senyum kami terjang
ingat jengkal katamu 'tuk menang

Bismillah
ya, tersenyumlah sekali lagi
lihat kami sekali lagi yang masih bermimpi
dan sampaikan pada mereka yang kan bertanya
bahwa Tuhan mu dan Tuhan kami sama
bahwa nabi mu dan nabi kami tak beda

Minta kami pada empunya nyawa
agar engkau dipeluk cahaya.

-muharram. sept, 09-

Mengadu Aku Pada Asap


Mengadu Aku Pada Asap

Berkali sudah waktu ada untukmu
tapi mengapa kau tak ada untukku
sekarang. disaat aku hendak mengambil
tongkat estafet baru

Mengadu aku pada asap

Bila kekasih telah dipinang
tak ada balas selain ijab

aku bentarkan meraja
berlayar pergi tak kembali
tiada angin. dayung ku gerak
gelombang diam. tangan ku tetak

beginilah jadinya bila kau tak mau

Aku tak ambil peduli
ikrar nanti kau tak ku pinjam
biar lega aku bicara
biar lurus jalan ku jaga

sepi memang samudra dirasa
tapi tak mengapa
bentar juga pelabuhan kan nampak

diperahu ku kini sendiri
hanya kretek dan lembar kulit kayu
masih terjaga minum kopi


2007

Kamis, 22 Desember 2011

Belum Siap

Kenapa malam datang
sementara matahari
 belum sempat memberi sinar cukup
yang terasa belum juga hangat dikulit kami
   yang coklat

kelam ini membawa nyata
aku belum siap
jadi bijaksana
jadi dewasa

Ah!
kenapa kau tak peduli
tunggu sebentar lagi

2007, 16 JUNI

Selasa, 20 Desember 2011

Buku Surga


 BUKU SURGA

Surga itu ialah tumpukan buku
ia meminjamkan matahari, bulan, kekasih, bahkan kematian
setiap lembarnya ialah keindahan
harumnya ialah cinta terbalas utuh

diantaranya, ada siluet mimpi
mengganjal hati dengan asa
ah, disanalah
disanalah candu yang lebih kuat hadir

dalam satu lembar aku temukan cinta
dan di lembar lainnya aku temukan sihir dan golem

tumpukan buku ialah surga
diantaranya tak ada dusta.
semua salah tak terasa
hanya penerimaan utuh untuk disetubuhi.

Mesti


mesti

lihatlah sekali lagi,sayang.
bayi manis ini mesti menyingkir.
hidup kita mesti berlanjut bahagia.

sayang, jangan lagi kau pura-pura cinta padanya
bayi terbelit ari ini akan baik saja.
kita kasih dia tempat baik.
tas jinjing merah coklat dengan motif bunga sakura musim gugur

sepakat sudah
jabat tangan sudah
tetapkan hati mesti
berdoa bahagia kita mesti

sayang, biar kan bayi yang blum sempat kita
potong arinya ini pergi
biarkan saja dia diambil orang
atau mati biru dalam tas ini

mesti

oleh Baba Muharram pada 20 Agustus 2011 jam 14:27

Senin, 19 Desember 2011

Cinta


CINTA

oleh Baba Muharram pada 06 September 2011 jam 0:33

bulan mana yang kan ku peluk malam ini?
september

september yang mengingatkan ku
pada cinta pertama dan selalu
ibu

ibu yang membekaskan luka digdaya indah
luka pertama dari payudaramu yang ku lubangi
sekali lagi

sekali lagi september, ibu, dan cinta.
cinta yang membusuk dalam rongga sel

rongga sel yang kini sepersekiannya terisi olehmu
wanitaku.

wanitaku, ibu, september dan cinta.

bulan ini milikku.