Sabtu, 07 Januari 2012

Setelah Kematianku


Setelah Kematianku

Setelah kematianku
apakah kau bahagia, Ibu?
Kalau aku merasa lebih baik
8 bulan di rahim mu aku sesak

Lelaki yang tak mencintai
dan kau ibu yang mendustai

Ibu, apakah kau menangis?
karena aku atau darah yang mengalir
Aku hanya 1 ons diantara Jins dan karetmu
malu kau tunjukkan aku. dulu

Ku lebih bahagia tak jadi dilahirkan dengan nyawa
sebab aku tahu dunia yang kau punya hanya tipu
Cinta hanya untuk pencuri dan penipu
Bahagia langka bagai Rasul yang hanya 25

Ibu, aku tak menunggumu di Surga
Takkan ada do'a kau agar denganku
Aku dendam padamu
Aku benci padamu
meski dendam dan benci hanya untuk yang bernyawa

-Muharram, Mei '10-

Ukhti


Ukhti

kekasih
berdirilah didepanku menatap kubah
aku ingin merasakan lagi denganmu
ketika hati t'lah berjanji dan kedua tangan bertakbir
relalah semua yang ada
tak ada lagi sepi dan kekosngan
sebab disana masih ada kasih-Nya
yang mega meluap-melimpah deras

aku menyembah-MU diantara kaki, kekasih
dan tanah air yang meradang
subhanallah rabbiyal a'la wabihamdi
subhanallah rabbiyal a'la wabihamdi
subhanallah rabbiyal a'la wabihamdi


Rab. apa lagi yang bisa kulakukan?
tiga lelaki dalam ruhku telah pergi
terkubur bersama AK 47 dan takbir
yang biasa terpekik dan tertanam di hati mereka
saudara lelakiku

Allahuakbar

Rosullah yang mengantarkan mata kami pada islam
Ialah yang mengatakan bahwa muslim yang
melihat kezaliman. maka ia,
wajib melakukan tiga hal.

berbicara baik telah terbit ribuan bulan
tapi mereka usang dibakar matahari
doa-doa tersemai dari kebun hati tiap saat
berhapa pinu kemurahan terbentang
hingga nur rahma menerpa wajah kami.
wajah kita.
dan kini, kan gerak yang menjawab semua.
menyatakan pada mereka bahwa kami sama
punya diri dan harga mati
bahwa kami juga punya cinta untuk setiap helai daun,
percikan air, dan gemburnya tanah

Ayat Al Akrash
panggillah namaku kekasih
redakan ragu dan pilu dalam hatiku
nyanyikanlah surah-surah itu sekali lagi
sebelum salam terucap dan TNT terpasang

kekasihku
ku tunggu kau disurga
biarkan Rab meridhoi kita
sebagai pengantin surga

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh
Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh

-muharram, 5042010-

0352


0352

12 Juni 2010 jam 13:54

dan kau pun mengerti, bahwa mimpi ini.
mimpi yang ku bawa bukan hanya untukku.
tapi jua untuk kita. Tuk tiap yang memeluk kita.
tersenyumlah.
dapur kita masih cukup luas untuk kau tanami angka dan kata.
biarkan ia tumbuh. Pupuk. Bentuk.
wanitaku, kecup bibirku. Katakan selamat tidur.
ku peluk kau hingga senja.

1405


1405

14 Juni 2010 jam 14:19

subuh menggapai darat dari langit.
kami makin lelap.
bisingnya panggilan malah meninakbobokan kami.
ada kursi merah d pojok kamarku.
sejadah dan sarung tergantung.
rapi benar.
Tak tega aku merusaknya.

subuh masih bergelayut di antara jendala.
aku pandang jemu.
pilih ku pada kasur tertuju.

kapan dapat rejeki?

Dua Jalan Bercabang


Dua Jalan Bercabang

Dua jalan bercabang di hutan yang menguning
maaf aku tak bisa melewati dua-duanya
sebagai satu-satunya pengelana, lama aku berdiri
menatap salah satunya sejauh mungkin
sampai jalan itu berbelok di semak-semak.

lalu kupilih jalan yang lain, sama rupa dan wujudnya,
mungkin malah tampak lebih baik,
karena jalan itu berumput dan ingin dipijak;
meski lalu-lalang ditempat itu
telah sama-sama mengubah keduanya

pagi itu dua jalan sama-sama terbentang
tertutup daun-daun yang tak pernah terinjak.
oh, kusimpan yang satu untuk lain hari!
meski melihat dari pengalaman,
aku ragu apakah aku akan kembali.

dengan berat aku bercerita
pada masa yang teramat lampai:
dua jalan terbentang di hutan, dan aku...
aku memilih jalan yang jarang dilalui orang,
dan pilihanku sudah membuat perbedaan besar

2010

Aku Panggil Namamu


Aku PAnggil Namamu

Cinta itu mengetuk pintuku
Dengan sopan memperkenalkan diri
Tersenyum manis madu
dan Ia duduk malu menekuni mimpi

Aku panggil namamu


-Muharram, juli '10-