Jumat, 18 April 2014

pemikiran gila

dalam beberapa hari ini, aku selalu merenung
bertanya pada diri sendiri tentang apa yang bisa dan tak bisa
"kalau saja" ialah frasa pembuka setiap renungan ini
dan hampir pasti berakhir dengan dengusan nafas kecewa
atau hanya tatapan sendu sambil memandang langit yang begerak

orang-orang lalu-lalang pertama-tama bertanya "kenapa?"
ketika ku jawab "tak ada apa-apa" mereka pun pergi begitu saja
ada juga yang bertanya tapi ku jawab hanya dengan senyuman
ketika mulai bosan mereka bertanya seperti itu, mereka mulai tak peduli
sebagian hanya melihat sambil tersenyum ketika bertatap mata
sebagian besar malah seakan menganggap aku tak ada
sebagian lain mungkin sudah menganggap aku gila

kemungkinan aku gila mungkin saja ada
aku gila karena memikirkan masa lalu yang mengecewakan
dan masa depan yang terlihat begitu suram

tapi apakah orang gila masih memikirkan masa lalu dan kedepannya?
pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh mantan orang gila atau orang yang masih gila
adakah diantara mereka?
atau anda?
atau kenalan anda?
atau malah kenalan dari kenalan anda?
kalau memang ada tolong beri jawaban pertanyaan gila saya

lalu ketika hari menjadi senja seperti ini
aku beranjak dari kursi panjang warung kopi menuju pedagang nasi goreng
aku bertanya padanya "pernah bapak punya cita-cita yang kesampaian?"
lelaki tua polos ini lalu bercerita tentang cita-citanya menjadi seorang tentara
prajurit negara yang berseragam loreng dengan bot gelap berat

ia telah jual sawah bapaknya demi membayar seorang "perwira"
sebagai jalan tol menuju abdi negara, tapi hingga usianya tak cukup ia tak pernah dipanggil
untuk sekedar mengisi formulir masuk menjadi pelajar tentara
sawah yang dua petak itu pun kini telah menjadi ruko dan "sang perwira" hilang entah kemana
ada desas-desus mengatak tak cuma ia saja yang tertipu tapi puluhan di desanya
 kini pak tua polos itu tiap hari menjadi abdi perut rakyat

mendengar cerita sedih itu, tiba-tiba aku merasa lebih beruntung. lebih bahagia
tapi, pak tua itu bercerita lagi.
bahwa cita-citanya ketika telah beranak-pinak telah tercapai.
ia telah menikahkan dua gadis manis anaknya dengan seorang perwira dan seorang polisi
mereka hidup berkecukupan dan bahagia.
malah dua anak manis dan para menantunya itu telah mendaftarkannya naik haji
meski ia baru bisa melaksanakannya 16 tahun lagi.
ia bahagia sebagai penjual nasi goreng yang begadang tiap malam.

kini aku merasa sedih kembali diantara keharuan lelaki tua polos ini
aku yang masih muda ini tiap hari hanya nongkrong di warung kopi
memikirkan apa yang tak kulakukan dan apa yang sulit ku gapai
sementara pak tua ini masih terus berusaha hingga malam jadi siang, siang jadi malam

ah!
andai aku punya segalanya.
andai aku punya uang banyak
andai aku pintar sekolah
andai aku punya motor ninja
andai aku punya kekasih cantik
andai aku punya banyak usaha
andai aku segalanya,.....

-muharram, 19 april 2014-