Kamis, 31 Januari 2013

Seri Penyutradaraan : Panggung


kadang kita sering mendengar kata Panggung dan Pentas memiliki arti yang sama. akan tetapi, sebenarnya panggung dan pentas itu memiliki perbedaan walaupun perbedaan tersebut cukup tipis. mari kita lihat segi pesamaannya terlebih dulu. panggung dan pentas memiliki fungsi yang sama yakni sebagai  tempat pertunjukkan seni pertunjukkan, bisa drama/teater, tari, atau musik. 
sekarang kita lihat perbedaannya. panggung ialah sebuah tempat pertunjukkan seni pertunjukkan yang keberadaannya memiliki perbedaan ketinggian antara pemain dan penonton. sedangkan, pentas ialah tempat pertunjukkan seni pertunjukkan yang setera dengan penontonnya. kita bisa ambil contoh pementasan ludruk tradisional pada awal pementasan itu ada dalam masyarakat jawa zaman dulu.
simpan perbedaan itu, lalu pikirkanlah fungsinya. sebuah panggung atau pentas ialah media utama seorang sutradara dalam mewujudkan gagasannya. keduanya merupakan daerah permainan atau acting area pemain yang harus mendapat perhatian dan garapan sutradara secara maksimal.
sebuah panggung biasa dibagi menjadi sembilan bagian. tapi pada beberapa situasi yang memerlukan detail yang lebih oleh sutradara. tapi semua itu bergantung pada kebutuhan dan kemampuan sang sutradara tentunya. yang penting, seseorang yang ingin menjadi sutradara harus dan wajib mengenal serta mengetahui denah atau pembagian panggung. 
ini dia contoh pembagian panggung dalam sembilan bagian.

                                  --------PENONTON-----


A1


A2


A3


B1


B2


B3



C1



C2



C3

tiap bagian dalam panggung tersebut memiliki nilai dan maksud tersendiri. semua itu dilihat dari sudut pandang penonton. misalkan kita meletakkan dekor di C1 dan B3. maka, kekuatan dan makna dekor pada bagian B3 lebih kuat ketimbang C1. jika kita meletakkan level pada C1 kedudukan antara kedua dekor tersebut bisa sama kuat atau malah lebih kuat C1 bergantung pada ketinggian level pada C1. 
itu masih dekor yang merupakan benda mati. bila aktor yang ditempatkan dalam panggung. pembagian panggung akan lebih rumit dan kompleks karena komposisi panggung akan lebih ramai dengan adanya dekor dan pemain. pada zaman pertengahan ketika tokoh badut mulai dimunculkan sebagai penghibur raja yang bebas bertingkah dan berbicara ia selalu berada pada sisi 1 dan 3. itu dimaksudkan sebagai tokoh pembisik dan pengkritik paling keji seorang raja yang sering berada pada sisi 2. bagian samping juga biasa digunakan sebagai tempat terjadinya adegan percintaan atau pembunuhan. 
oleh karena itu, seorang sutradara akan sangat berhati-hati dalam penempatan pemain atau dekor. jika seorang sutradara tidak mengetahui anatomi panggung beserta nilai dan maknanya, dia akan menempatkan pemain hanya berdasarkan intuisinya saja. walaupun pementasan tersebut semewah apapun, namun akan kehilangan maknanya.
meski saat ini banyak sutradara muda membuang teori pembagian panggung yang dianggap kuno, dan lebih memilih teori panggung yang abstrak dan baru. tetapi, ia takkan pernah bisa melepaskan teori pembagian panggung "kuno" ini secara sadar ataupun tidak dalam bentuk panggung dan sudut pandang apapun. 

salam seni dan budaya. 
Muharram


Tidak ada komentar:

Posting Komentar