Sabtu, 08 Desember 2012

Atlas Indonesia

Atlas Indonesia

sepintas lalu ku lihat sebua buku tebal
sampulnya mulai usang dan robek. tapi,
masih terlihat dengan jelas judul buku itu
: Atlas Indonesia

aku minta pada bapakku,
ku tunjuk dengan merengek
aku mau lihat bangsaku, kataku saat itu

bapak malah marah!
ia kata bahwa atlas itu tak relevan lagi
zaman baru telah menelan segala sejarah lama
tak ada lagi penghargaan terhadap yang tua
buku itu usang karena kami,generasi baru tak peduli

aku masih merengek. minta,
aku bilang mau lihat Timor Timur

buat apa kau lihat kekalahan!
itu memalukan!
pemimpin bangsa ini lebih cinta tanah air milik pribadi
dari pada tanah air milik bangsa

"bukan lautan tapi kolam susu
kail dan jala cukup menghidupimu
tiada badai tiada topan kau temui
ikan dan udang menghampiri dirimu."
koes bersodara! ah! hanya mimpi!
nelayan kita cari ikan dilaut sendiri
tapi kalah tanding dengan nelayan tetangga
bukan hanya kalah alat tapi juga kalah siasat

aku mau lihat gunung!
aku ingin lihat pantai dan danau!
aku ingin gambar-gambar budaya menari di mataku
biar yang lain melancong kluar negeri
biar mereka bersujud diatas budaya kebarat-baratan,
kejepang-jepangan, aku hanya mau lihat indonesiaku

tanah ini bukan lagi milik rakyat.
gas bumi, minyak bumi, kayu, air, bahkan udara
bukan lagi milik kita.
pejabat yang berwenang tlah menggadaikannya
menggemukkan perut dan kantong partai
mereka tak peduli pada kita!
omongnya saja DEMI KESEJAHTERAAN RAKYAT!!!
rakyat mana?!

sudah itu bapak mengelus kepalaku lembut
matanya pun teduh memandangku
"jadilah kau,anakku, manusia paling peka terhadap derita
dan kemiskinan. jangan jadi pencuri di negeri sendiri"

aku mengangguk takjim
berharap terlihat mengerti di usiaku yang ke sebelas
dalam hati aku berkata
"aku hanya ingin atlas indonesia yang tebal itu untuk
buat kapal terbang besar. biar ku temui tuhan di langit
kalau Ia sibuk, biar ku temui Gabriele saja
akan kukatakan padaNya, bahwa aku ingin hancurkan bangsaku"

-muharram, 12 12 09-