Minggu, 17 Agustus 2014

Maafkan bapak, nak

Maafkan bapak, nak
Yang menjadikan trotoar sebagai ranjang dan kardus bekas sebagai kasurnya.

Siang ini kau mesti kembali ku ajak berjualan
Tak ada cara lain sebab ibuku pun membantu bapak
Bapak yang keliling menjajakan sate
Ibuku yang membakarnya jadi matang

Kau mesti tahu bahwa bapak sebenarnya tidak tega
Membiarkan kau bermain di pinggir jalan
Mainanmu pun sebenarnya tak ada, hanya sampah dan plastik bekas
Bapak sebenarnya ingin kau tidur dan bermain dengan layak
Layaknya anak balita yang perlu lingkungan sehat untuk tumbuh

Maafkan bapak dan ibu, nak

Anakku yang perempuan
Mesti lari tunggang-langgang mengejar ibu mendorong gerobak sate
Sebab mobil satpol PP siap menerkam hajat hidup kita
Bapak baru tahu lututmu memar tersandung sandal yang kebesaran saat itu
Bapak cuma bisa berdoa dan bernafas dalam

Nak, bapak pergi dulu.
Mencari para pembeli di dalam gedung besar itu
Kau di sini bersama ibu membakar sate dan bermain
Biar ada tabungan kita untuk mu sekolah
Biar ada simpanan kita untuk baju baruku saat lebaran nanti
Biar asap terus mengepul di dapur kos-lisan kita