Jumat, 30 Desember 2011

Baba Muharram: Tak Ada Rasa

Baba Muharram: Tak Ada Rasa: Tak Ada Rasa untuk saudaraku yang hancur ada malam dimana hujan tak lagi basah tak lagi rintik tak lagi dingin banyak darah buk...

Tak Ada Rasa


Tak Ada Rasa

untuk saudaraku yang hancur

ada malam
dimana hujan tak lagi basah
tak lagi rintik
tak lagi dingin

banyak darah bukan lagi ngeri
bukan lagi nyinyir amis

mati terasa biasa
sengsara nampak tak terasa

kepul-kepul asap mesiu
hancur gedung, robek daging
bukantangis, bukan airmata

cukup diam tanpa apapun yang terasa

balaipemuda
07 maret 2008

Dostet Darum


Dostet DArum

untuk mempelaiku

sayang,
ingin ku semai dirimu
dalam gulita cahya kemuning

indahnya persemaian cinta
tak terperih lekang waktu.

aku ingin menabur kasih
ku dan mu
di telaga tanpa nama milik kita

manisku,
ku timbun permata rinduku untukmu.

dostet darum

2007

Diam Disini


Diam disini

Tubuh yang mengeluh,
Merintih di himpit malam
Terbujur kaku di depan bamboo ungu

Tidak dimana,
Tidak kemana,
Ia mencari dalam buta

Melayang-layang
Hinggapnya di pelupuk mata
Mata siapa?
Mata sendiri!

Tidak kemana,
Tidak dimana

07 november 07

Bagaimana


bagaimana?

                      26 Juli 2011 jam 17:16

sudah berapa lama
kau melamunkan ku, kekasih?
100?
1000?
3 milenia matahari?!
astaga!!
kejam betul aku.
mendiamkan kau begitu lama dalam menunggu

tapi bersabarlah lagi,kekasih.
barang 1 milenia matahari lagi.
aku akan menyuntingmu
menjadikan diri sebagai tanah, arca, dan sungai sekaligus.

bagaimana?

Senin, 26 Desember 2011

Menggulung Hati


Menggulung Hati

ada saja yang kau lakukan manjaku.
malam lalu,
kau curi bintang di awan ku. Dan,
sekarang kau tak kembalikan awan di saat hari.

lihatlah apa yang ku bawa.
sepotong hati yang membeku.
ia tak mati.
ia lebih hidup dari nafas ku.

ku berikan padamu.

malam-malampun berlalu tanpa hari.
ketika kau letakkan lagi bintang dan awan.
ku temukan mereka dalam kotak putih
dengan noda merah darah d dasarnya.
warna hatiku yang kembalikan.

ku pandang-pandang tak jemu.
ku usap-usap hingga berasap.

sambil ku timang.
ku cari cara redakan luka yang menetaskan cinta.
lalu, ku gulung saja seperti perkamen.
ku hiasi dengan kecupan bibir dan jernih mata.

oh, hatiku yang tergulung.
reot ia di makan luka.

-muharram, 4410-

Jika Boleh Kau Ku Panggil Begitu


Jika Boleh Ku Panggil Kau Begitu

Sepanjang hari ini ku melamunkanmu
Menghitung tiap senyum pahit
Mengkalkulasi dalam persamaan rindu
dan Ku temukan betapa aku tidak mengenalmu

Boleh saja pasir waktu menggenang bersamamu
Ratusan gelincir matahari mati
tapi Sayap kasih itu masih saja semu
Tak terpandang mata, tak terlukis hati

Kekasih, jika boleh ku panggil kau begitu,
Apakah kau seperti dalam buku
Menyediakan malam dalam segelas susu
Menggelar jerami dan tidur denganku

Kebaya yang ku hutangkan 'tukmu
Mulai lusu di makan udara
Belum lunas ia dibayar
Telah kuyu ia terlipat hatimu

Aku memilih dalam lamunan
Memilih kau mencintaiku
Memilih kau yang menyiapkan makan malan
Memilih aku sebagai segala untukmu

Saat bagun aku ragu

Sayang, jika boleh ku panggil kau begitu,.


-Muharram 7 '10