Senin, 03 November 2014

Kumpulan fatwa ‘ulama ahlus-sunnah tentang kuburan

Kumpulan fatwa ‘ulama ahlus-sunnah tentang kuburan

1. Hukum membangun kuburan

Oleh: Syaikh Abdul Aziz Bin Baz Råhimahullåh

Tanya:

Saya perhatikan di daerah kami sebagian kuburan dicor dengan semen seukuran panjang 1 m dan lebar 1/2 m, dan dituliskan padanya nama mayit, tanggal wafatnya, dan sebagian kalimat seperti: “Ya Allah berilah rahmat kepada Fulan bin Fulan…”, demikian. Apa hukum perbuatan semacam ini?

Jawab:

Tidak boleh membangun pada kubur, baik dengan cor ataupun yang lain, demikian pula menulisinya.

Karena terdapat riwayat yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang larangan membangun di atas kuburan dan menulisinya. Al-Imam Muslim telah meriwayatkan dari hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

نَهَى رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُجَصَّصَ الْقَبْرُ وَأَنْ يُقْعَدَ عَلَيْهِ وَأَنْ يُبْنَى عَلَيْهِ

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kuburan dikapur, diduduki, dan dibangun.”

Al-Imam At-Tirmidzi dan yang lain meriwayatkan dengan sanad yang shahih dengan tambahan lafadz:

وَأَنْ يُكْتَبَ عَلَيْهِ

“dan ditulisi.”

Karena hal itu termasuk salah satu bentuk sikap berlebihan sehingga harus dilarang. Juga karena penulisan bisa menghantarkan kepada dampak yang parah berupa sikap berlebihan dan larangan-larangan syar’i lainnya.

Yang diperbolehkan hanyalah mengembalikan tanah (galian) kubur tersebut dan ditinggikan sekitar satu jengkal sehingga diketahui bahwa itu adalah kuburan. Inilah yang sunnah dalam masalah kuburan dan ini yang dilakukan oleh Rasulullah n serta para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum.

Tidak boleh pula menjadikan kuburan sebagai masjid (yaitu tempat untuk shalat atau shalat menghadapnya, pent.).

Tidak boleh pula mengerudunginya atau membuat kubah di atasnya, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لَعَنَ اللهُ الْيَهُوْدَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

“Allah melaknat Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kubur nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah.”

(Muttafaqun ‘alaih)

Juga berdasarkan hadits yang diriwayatkan Al-Imam Muslim dalam Shahih-nya dari sahabat Jundub bin Abdillah Al-Bajali radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:

Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda lima hari sebelum meninggalnya:

إِنَّ اللهَ قَدِ اتَّخَذَنِي خَلِيْلاً كَمَا اتَّخَذَ إِبْرَاهِيْمَ خَلِيْلاً وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا مِنْ أُمَّتِي خَلِيْلاً لاَتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيْلاً، أَلاَ وَإِنَّ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ كَانُوا يَتَّخِذُوْنَ قُبُوْرَ أَنْبِيَائِهِمْ وَصَالِحِيْهِمْ مَسَاجِدَ، أَلاَ فَلاَ تَتَّخِذُوا الْقُبُوْرَ مَسَاجِدَ، فَإِنِّي أَنْهَاكُمْ عَنْ ذَلِكَ

“Sesungguhnya Allah telah menjadikan aku sebagai kekasih-Nya sebagaimana menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Seandainya aku mau menjadikan seseorang dari umatku sebagai kekasihku tentu aku akan menjadikan Abu Bakr sebagai kekasihku. Ketahuilah bahwa orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kubur nabi-nabi dan orang shalih mereka sebagai tempat ibadah. Ketahuilah, janganlah kalian menjadikan kubur-kubur sebagai masjid karena sesungguhnya aku melarang kalian dari perbuatan itu.”

Dan hadits-hadits yang semakna dengan ini banyak.

Aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memberikan taufiq-Nya kepada muslimin agar berpegang teguh dengan Sunnah Nabi mereka dan tegar di atasnya, serta berhati-hati dari segala yang menyelisihinya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Dekat.

(Mukhtarat min Kitab Majmu’ Fatawa Wa Maqalat Mutanawwi’ah, hal. 228-229)

2. Beribadah di kuburan

Oleh: Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Ilmiah wal Ifta (Komisi Tetap Pembahasan Ilmu Keislaman dan Fatwa)

Tanya

Apa hukumnya thawaf di sekitar pekuburan para wali? dan menyembelih binatang dan bernazar di atasnya? Siapakah yang disebut wali dalam ajaran Islam. Apakah diperbolekan minta doa kepada mereka, baik ketika hidup ataupun telah meninggal?

Jawab

Menyembelih untuk orang mati atau bernazar untuk mereka adalah perbuatan syirik besar. Dan yang disebut wali adalah mereka yang patuh kepada Allah dengan ketaatan, lalu dia mengerjakan apa yang Dia perintahkan dan meninggalkan apa yang dilarangnya meskipun tidak tampak padanya karomah. Dan tidak diperbolehkan meminta doa kepada mereka atau selain mereka jika mereka telah meninggal. Sedangkan memintanya kepada orang-orang shalih yang masih hidup (-dan hadir-) diperbolehkan.

Adapun thawaf di kuburan tidak diperbolehkan, thawaf merupakan pekerjaan yang dilakukan hanya di depan Ka’bah. Maka siapa yang thawaf di depan kuburan dengan tujuan beribadah kepada penghuninya maka perbuatan tersebut merupakan syirik besar. Jika yang dimaksud adalah beribadah kepada Allah maka dia termasuk bid’ah yang munkar, karena kuburan bukan tempat untuk thawaf dan shalat walaupun tujuannya adalah meraih ridha Allah.

Tanya

Bolehkah shalat di masjid yang di dalamnya terdapat kuburan, disebabkan tidak ada pilihan lain lagi, karena tidak ada masjid selainnya. Artinya jika tidak melakukan shalat di masjid tersebut maka tidak dapat melakukan shalat berjamaah dan shalat jum’at?

Jawab

Wajib memindahkan kuburan yang terdapat di dalam masjid ke pekuburan umum atau yang semacamnya. Dan tidak boleh shalat di masjid yang terdapat satu atau lebih kuburan. Bahkan wajib mencari masjid lain semampunya yang tidak terdapat di dalamnya kuburan untuk shalat Jum’at dan jamaah.

Tanya

Apa hukumnya shalat di masjid yang terdapat kuburan?

Jawab

Tidak diperbolehkan bagi setiap muslim untuk shalat di dalam masjid yang terdapat di dalamnya kuburan.

Dalilnya sebagaimana terdapat riwayat dalam Ash-shahihain dari Aisyah radiallahu-anha bahwa Ummu Salamah menyebutkan kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam adanya gereja yang dia lihat di negri Habasyah dan di dalamnya terdapat gambar-gambar, maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda:

“Mereka adalah seburuk-buruknya makhluk di sisi Allah “

Di antara dalil yang lain adalah apa yang diriwayatkan Ahlussunan dari Ibnu Abbas radialluanhuma dia berkata:

“Rasulullah melaknat para wanita yang menziarahi kuburan dan yang membangun masjid di atas kuburan serta meletakkan penerangan (lampu).“

Terdapat juga dalam Ash-Shahihain (riwayat Bukhari dan Muslim) dari Aisyah radiallahu ‘anha bahwa dia berkata:

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam bersabda:

“Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani karena mereka menjadikan kuburan para nabinya sebagai masjid.“

Tanya

Apa hukumnya bersujud kepada kuburan dan menyembelih (hewan) di atasnya?

Jawab

Bersujud di atas kuburan dan menyembelih hewan adalah perbuatan penyembah berhala pada zaman jahiliah dan merupakan syirik besar. Karena keduanya merupakan ibadah yang tidak boleh dilakukan kecuali kepada Allah semata, barangsiapa yang mengarah-kannya kepada selain Allah maka dia adalah musyrik.

Allah ta’ala berfirman:

قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي ِللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ [الأنعام

“Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Pemelihara semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah aku diperintahkan dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah) “

(Al An’am 162-163)

Dan Allah juga berfirman:

إِنَّا أَعْطَيْنَكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah“

(Al Kautsar 1-2)

Dan masih banyak ayat-ayat lainnya yang menunjukkan bahwa bersujud kepada kuburan dan menyembelih hewan adalah perbuatan ibadah yang jika diarahkan kepada selain Allah merupakan syirik besar. Tidak diragukan bahwa perbuatan seseorang yang bersujud kepada kuburan dan menyembelih di atasnya adalah karena pengagungannya dan penghormatannya (terhadap kuburan tersebut).

Diriwayatkan oleh Muslim dalam hadits yang panjang, bab Diharamkan-nya menyembelih hewan selain Allah Ta’ala dan laknat-Nya kepada pelaku tersebut.

عَنْ عَلِي بِنْ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: حَدَّثَنيِ رَسُوْلُ اللهِ ej بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ؛ لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ، لَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ، لَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثاً، لَعَنَ اللهُ مَنْ غَيَّرَ مَنَارَ الأَرْضِ

“Dari Ali bin Thalib radiallahuanhu, dia berkata:

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam menyampaikan kepadaku tentang empat hal: Allah melaknat orang yang yang menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang yang melindungi pelaku keonaran, Allah melaknat orang yang merubah tanda-tanda bumi “

Abu Daud meriwayatkan dalam sunannya dari jalur Tsabit bin Dhohhak radiallahuanhu, dia berkata:

"Seseorang ada yang bernazar untuk menyembelih onta di Buanah (sebuah nama tempat –pent), maka bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam:

“Apakah disana ada berhala jahiliah yang disembah?”

Mereka berkata:

“Tidak“

Kemudian beliau berkata lagi:

“Apakah disana ada perayaan mereka (orang jahiliah)?“

Mereka berkata:

“Tidak ya Rasulullah"

Maka bersabdalah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam:

“Tunai-kanlah nazarmu, sesungguhnya tidak boleh ditunaikan nazar dalam rangka bermaksiat kepada Allah atau atas apa yang tidak dimiliki anak Adam ”.

Hadits di atas menunjukkan dilaknatnya orang yang menyembelih untuk selain Allah dan diharamkannya menyembelih ditempat yang diagungkan sesuatu selain Allah, seperti berhala, kuburan, atau tempat yang biasa dijadikan berkumpulnya orang-orang jahiliyah, meskipun hal tersebut dilakukan karena Allah ta’ala.

(Dinukil untuk blog ulamasunnah.wordpress.com dari darussalaf offline. Sumber: فتاوى اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء. Kumpulan Fatwa al Lajnah ad Daimah li al Buhuts al ‘Ilmiyyah wa al Ifta, Lembaga tetap pengkajian ilmiah dan riset fatwa Saudi Arabia. P.O. Box 1419 Riyadh 11431)

Tanya

Ada sebagian orang ketika dalam keadaan tertimpa musibah dan bencana, menyeru dalam do'anya, 'Ya Rasulullah !' Atau selain beliau dari para wali. Ketika dalam keadaan sakit mereka mendatangi kuburan orang-orang shalih dan beristighatsah (memohon bantuan/pertolongan) dengan perantaraan mereka. Mereka mengatakan, sesungguhnya Allah akan menghilangkan bala' (musibah) dengan perantaraan orang-orang shalih. Memang kami memohon pertolongan kepada mereka tetapi niat kami adalah kepada Allah karena Allah-lah yang memberi pengaruh.

Apakah (perkataan dan perbuatan) seperti ini syirik atau tidak, dan apakah mereka dikategorikan sebagai orang-orang musyrik, padahal mereka (juga) mengerjakan shalat, membaca Al-Qur'an dan amal shalih yang lainnya ?

Jawab

Apa yang mereka lakukan itu merupakan perbuatan syirik yang dahulu telah dikerjakan oleh orang-orang jahiliah. Mereka dahulu menyeru (berdo'a) dan beristhatsah (memohon bantuan) kepada Lata, Uzza, Manat, dan yang lainnya sebagai pengagungan (pemujaan) mereka terhadap para berhala tersebut, dengan harapan dapat mendekatkan mereka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Mereka (kaum musyrikin) mengatakan:

مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَىٰ

"Artinya : Kami tidak menyembah mereka (para berhala) melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya".

[QS. Az-Zumar : 3]

Mereka juga mengatakan:

هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ

“Artinya : Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah”.

[Yunus : 18]

Padahal Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa doa adalah ibadah. Doa tidak boleh ditujukan kecuali hanya kepada Allah, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri telah melarang berdoa kepada selainNya. Dia -Subhanahu wa Ta’ala- berfirman:

وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ ۖ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ || وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Artinya : Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah ; sebab jika kamu berbuat (yang demikian itu) maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim. Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karuaniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

[Yunus : 106-107]

Kaum muslimin diwajibkan membaca dalam setiap rakaat shalatnya, ayat.

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِي

“Artinya : Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”.

[Al-Fatihah : 5]

Hal itu sebagai petunjuk bagi mereka bahwa ibadah tidaklah boleh ditujukan kecuali hanya untukNya, dan bahwa memohon pertolongan tidaklah boleh kecuali hanya kepadaNya, bukan kepada orang-orang mati baik dari para nabi dan orang-orang shalih.

Janganlah anda tertipu dengan banyaknya shalat, puasa, dan bacaan al-Qur’an mereka karena sesungguhnya mereka (orang-orang yang beristighatsah kepada mahluk) termasuk orang-orang yang tersesat jalannya di kehidupan dunia ini, sementara mereka menyangka bahwa mereka mereka telah berbuat sebaik-baiknya. Yang demikian ini karena (ibadah mereka) tidak dibangun di atas pondasi tauhid yang bersih, sehingga ibadah mereka itu hanya (sia-sia belaka) bagaikan debu yang berterbangan. Dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang menyatakan kesyirikan serta terhapusnya amal mereka banyak sekali. Tengoklah ayat-ayat Al-Qur’an dan As-Sunah yang shahih serta kitab-kitab buah tangan ulama Ahlus Sunnah ! Kami memohon kepada Allah hidayahNya untuk kami dan Anda.

[Fatawa Li Al- Lajnah Ad-Da'imah 1/498-500, Pertanyaan ke-2 & ke-5 dari Fatwa no. 9027 Di susun oleh Syaikh Ahmad Abdurrazzak Ad-Duwaisy, Darul Asimah Riyadh. Di salin ulang dari Majalah Fatawa edisi 6/I/Dzulqa'dah 1423H]

3. Cara berziarah kubur dengan benar

Oleh: Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنِّي كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ ، فَزُوْرُوْهَا لِتَذْكِرِكُمْ زِيَارَتُهَا خَيْراً

“Dahulu aku pernah melarang kalian berziarah kubur, (kini) berziarahlah, agar ziarah kubur itu mengingatkanmu berbuat kebajikan.” (HR. Ahmad, hadits sahih)

Di antara yang perlu diperhatikan dalam ziarah kubur adalah:

1.Ketika masuk, disunahkan menyampaikan salam kepada mereka yang telah meninggal dunia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada para sahabat agar mengucapkan,

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ إِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ ، أَسْأَلُ اللهَ لَناَ وَ لَكُمْ الْعَافِيَةَ(مِنَ الْعَذَابَ)

“Semoga keselamatan tercurah untuk kalian wahai para penghuni kubur, dari orang-orang beriman. Dan kami insya Allah akan menyusul kalian. Aku memohon kepada Allah, untuk kami dan untuk kalian keselamatan (dari azab).” (HR. Muslim dan lainnya)

2. Tidak duduk di atas kuburan, serta tidak menginjaknya

Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

لاَ تُصَلُّوْا إِلَى الْقُبُوْرِ وَ لاَ تَجْلِسُوْا عَلَيْهَا

“Janganlah kalian shalat menghadap kuburan dan jangan pula duduk di atasnya.” (HR. Muslim)

3. Tidak melakukan tawaf sekeliling kuburan dengan niat untuk ber-taqarrub (mendekatkan diri kepada orang yang dikubur –pent.).

Karena Allah berfirman,

وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ

“Dan hendaklah mereka melakukan tha’waf di sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah, Ka’bah).” (AI-Hajj: 29)

4. Tidak membaca Al-Quran di kuburan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لاَ تَجْعَلُوْا بُيُوْتَكُمْ مَقَابِرَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِيْ تـُقْرَأُ فِيْهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ

“Jangan jadikan rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al-Baqarah.”

(HR. Muslim)

Ini merupakan isyarat bahwa kuburan bukanlah tempat membaca Al-Quran, berbeda halnya dengan rumah. Adapun hadits-hadits tentang membaca Al-Quran di kuburan adalah tidak sahih.

5. Meminta (berdoa) pertolongan dan bantuan kepada mayyit adalah SYIRIK AKBAR

Adapun meminta pertolongan dan bantuan kepada mayit, meskipun mayit itu seorang nabi atau wali, ini merupakan syirik besar karena Allah berfirman,

وَلا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَنْفَعُكَ وَلا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ

“Dan janganlah kamu menyembah apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim.”

(Yunus: l06)

(Orang-orang yang zhalim -dalam ayat diatas- adalah kaum musyrikin).

6. Tidak meletakkan karangan bunga atau menaburkannya di atas kuburan mayit

Karena hal ini menyerupai (tasyabbuh) orang-orang Nasrani, serta membuang-buang harta dalam perkara yang tidak bermanfaat. Apabila harta itu disedekahkan kepada orang-orang fakir dengan niat untuk si mayit, niscaya akan bermanfaat untuk si mayit dan bagi orang-orang fakir tersebut.

7. Dilarang membangun di atas kuburan atau menulis sesuatu dari Al-Quran atau syair di atasnya.

Sebab hal itu dilarang (Råsulullåh shållallåhu ‘alayhi wa sallam, sebagaimana dalam hadits):

“Beliau melarang mengapur kuburan dan membangun di atasnya.”

Cukup meletakkan sebuah batu setinggi satu jengkal, untuk menandai kuburan. Dan itu sebagaimana yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika meletakkan sebuah batu di atas kubur Utsman bin Mazh’un, lantas beliau bersabda,

أَتَعَلـَّمُ عَلَى قَبْرِ أَخِيْ

“Aku memberikan tanda di atas kubur saudaraku.”

(HR. Abu Daud, dengan sanad hasan)

Sumber: Manhaj Al-Firqah An-Najiyah, Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

Artikel ini saya copy dari www.abuzuhriy.com

Senin, 01 September 2014

macam anak muda

Aku sepertinya harus memulai perang ini
Biar saja kata orang aku pengecut
Toh mereka hanya bisa bicara
Selama ini mereka hanya diam menerima sambil ngedumel

Saya orang baru.
Saya muda penuh pertanyaan
Maka tak salah bila saya memulai pertengkaran ini
Sebab ia tak pernah memberi jawaban
Semua pertanyaan saya

Baiklah, buat saja tim pelerai tapi
Saya akan tetap maju
Meski kalah pengalaman dan materi

Minggu, 17 Agustus 2014

Maafkan bapak, nak

Maafkan bapak, nak
Yang menjadikan trotoar sebagai ranjang dan kardus bekas sebagai kasurnya.

Siang ini kau mesti kembali ku ajak berjualan
Tak ada cara lain sebab ibuku pun membantu bapak
Bapak yang keliling menjajakan sate
Ibuku yang membakarnya jadi matang

Kau mesti tahu bahwa bapak sebenarnya tidak tega
Membiarkan kau bermain di pinggir jalan
Mainanmu pun sebenarnya tak ada, hanya sampah dan plastik bekas
Bapak sebenarnya ingin kau tidur dan bermain dengan layak
Layaknya anak balita yang perlu lingkungan sehat untuk tumbuh

Maafkan bapak dan ibu, nak

Anakku yang perempuan
Mesti lari tunggang-langgang mengejar ibu mendorong gerobak sate
Sebab mobil satpol PP siap menerkam hajat hidup kita
Bapak baru tahu lututmu memar tersandung sandal yang kebesaran saat itu
Bapak cuma bisa berdoa dan bernafas dalam

Nak, bapak pergi dulu.
Mencari para pembeli di dalam gedung besar itu
Kau di sini bersama ibu membakar sate dan bermain
Biar ada tabungan kita untuk mu sekolah
Biar ada simpanan kita untuk baju baruku saat lebaran nanti
Biar asap terus mengepul di dapur kos-lisan kita


Minggu, 27 Juli 2014

Langkah

Ada kalanya hidup mempertemukan diri dengan kebimbangan
Mungkin bukan ada kalanya
Tapi, selalu.

Sebab hidup ialah memilih
Memilih antara bertindak atau diam atau bahkan menghindar untuk sementara
Lalu ditemukan kembali dengan cara tak terduga

Janganlah lagi keluhan jadi biasa
Hidup bukan untuk dikeluhkan
Hidup hanyalah untuk dihadapi

Bila iman sudah menimbun di dada

Tak satupun kan sia-sia
Tiap langkah jadi mudah
Tiap pilihan jadi begitu sederhana ; sesuai atau tidak sesuai

Sedang cinta hanyalah berkas yang lekas hilang
Dimusnahkan waktu dimakan angin lalu
Memilih ikhlas dan sabar jadi penentu


Muharram, malam 1 syawal 1435 h

Sabtu, 19 Juli 2014

kekalahan

Saya mengerti kenapa harus seperti ini akhirnya
Sebab menerima kekalahan ialah sebuah keharusan
Keharusan yang dipaksakan saya terima

Saya mencoba untuk ikhlas
Saya terus mencoba untuk menerima, dan
Saya masih mencoba untuk merelakan bukan melupakan

Sebab melupakan ialah penyangkalan
Penyangkalan hanya menghasilkan kepedihan yang kian mendera
Mengiba jadi bahan sehari-hari yang tak pernah saya mau

Jadi tolonglah,
Jangan menari didepan saya
Lukanya masih basah
Saya tak ingin kepenatan ini jadi amarah
Karna ia hanya menghasilkan bencana

Sekali lagi tolong
Hentikan tarian itu untuk sementara!


Muharram, 20 juli 2014
Untuk calon presidenku

Jumat, 18 April 2014

pemikiran gila

dalam beberapa hari ini, aku selalu merenung
bertanya pada diri sendiri tentang apa yang bisa dan tak bisa
"kalau saja" ialah frasa pembuka setiap renungan ini
dan hampir pasti berakhir dengan dengusan nafas kecewa
atau hanya tatapan sendu sambil memandang langit yang begerak

orang-orang lalu-lalang pertama-tama bertanya "kenapa?"
ketika ku jawab "tak ada apa-apa" mereka pun pergi begitu saja
ada juga yang bertanya tapi ku jawab hanya dengan senyuman
ketika mulai bosan mereka bertanya seperti itu, mereka mulai tak peduli
sebagian hanya melihat sambil tersenyum ketika bertatap mata
sebagian besar malah seakan menganggap aku tak ada
sebagian lain mungkin sudah menganggap aku gila

kemungkinan aku gila mungkin saja ada
aku gila karena memikirkan masa lalu yang mengecewakan
dan masa depan yang terlihat begitu suram

tapi apakah orang gila masih memikirkan masa lalu dan kedepannya?
pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh mantan orang gila atau orang yang masih gila
adakah diantara mereka?
atau anda?
atau kenalan anda?
atau malah kenalan dari kenalan anda?
kalau memang ada tolong beri jawaban pertanyaan gila saya

lalu ketika hari menjadi senja seperti ini
aku beranjak dari kursi panjang warung kopi menuju pedagang nasi goreng
aku bertanya padanya "pernah bapak punya cita-cita yang kesampaian?"
lelaki tua polos ini lalu bercerita tentang cita-citanya menjadi seorang tentara
prajurit negara yang berseragam loreng dengan bot gelap berat

ia telah jual sawah bapaknya demi membayar seorang "perwira"
sebagai jalan tol menuju abdi negara, tapi hingga usianya tak cukup ia tak pernah dipanggil
untuk sekedar mengisi formulir masuk menjadi pelajar tentara
sawah yang dua petak itu pun kini telah menjadi ruko dan "sang perwira" hilang entah kemana
ada desas-desus mengatak tak cuma ia saja yang tertipu tapi puluhan di desanya
 kini pak tua polos itu tiap hari menjadi abdi perut rakyat

mendengar cerita sedih itu, tiba-tiba aku merasa lebih beruntung. lebih bahagia
tapi, pak tua itu bercerita lagi.
bahwa cita-citanya ketika telah beranak-pinak telah tercapai.
ia telah menikahkan dua gadis manis anaknya dengan seorang perwira dan seorang polisi
mereka hidup berkecukupan dan bahagia.
malah dua anak manis dan para menantunya itu telah mendaftarkannya naik haji
meski ia baru bisa melaksanakannya 16 tahun lagi.
ia bahagia sebagai penjual nasi goreng yang begadang tiap malam.

kini aku merasa sedih kembali diantara keharuan lelaki tua polos ini
aku yang masih muda ini tiap hari hanya nongkrong di warung kopi
memikirkan apa yang tak kulakukan dan apa yang sulit ku gapai
sementara pak tua ini masih terus berusaha hingga malam jadi siang, siang jadi malam

ah!
andai aku punya segalanya.
andai aku punya uang banyak
andai aku pintar sekolah
andai aku punya motor ninja
andai aku punya kekasih cantik
andai aku punya banyak usaha
andai aku segalanya,.....

-muharram, 19 april 2014-

Senin, 07 April 2014

demokrasi kebohongan

beberapa lari terbirit mendengar namanya
sebagian kabur ketika melihat bayangnya di matahari
sedikit saja yang tetap diam ketika ia datang

beberapa diam tak sadar
sebagian tak mampu bergerak karena takut
sedikit saja yang menunggu karena ingin

beberapa keinginan itu hanya penasaran
sebagian karena ingin mendengarkan
sedikit saja yang memang jatuh hati.

aku dimana?
aku dimana?
aku dimana?

wahai, demokrasi kebohongan pergilah!
kami menanti kebijaksanaan tanpa nama dan teori

muharram, 7 april 14

Selasa, 18 Februari 2014

Renungan : kerja Keras

"sayalah orang yang paling kerja keras di tempat ini. tapi mengapa saya hanya mendapatkan balasan sesedikit ini"
"saya kerja lebih awal dan mengakhirinya paling akhir, tapi mengapa tak ada orang yang menghargainya"
"saya jauh lebih baik daripada dia, tapi kenapa dia yang mendapatkan lebih dari bos"
"saya mengerjakan semua hal dengan hasil yang tak pantas"

dan banyak lagi keluh kesah para pekerja yang merasa dia pantas mendapat lebih. setiap melihat kebaikan didapat orang lain. ia akan membandingkan dengan dirinya yg "menderita". semua itu sangat manusiawi sebab manusia selalu meminta lebih dan jarang sekali mensyukuri apa yang didapat saat ini. siapapun ia meski seorang tukang sapu, santri, pejabat camat sampai negara pasti pernah merasakan hal ini kecuali mereka yang telah diberkahi sifat ikhlas dalam dirinya oleh Tuhan.
tapi semua itu merupakan pandangan sepihak atau ego, ego belum menanyakan pada ego lain apakah pernyataannya itu benar. kita selalu mengatakan aku aku dan aku. kita jarang melihat apa yang didapat orang lain yang lebih kecil dari kita.
mulailah dengan jujur terhadap diri sendiri. ajaran agama islam melarang kita mengeksploitasi orang lain namun juga melarang kita menjadi yang dieksploitasi. kita harus jujur lalu bertindak. tanyakan pada mereka yang dibawah dan di atas. bagaimana pandangan mereka tentang diri kita. bila ternyata kita di eksploitasi maka mintalah yang sesuai dengan kerja kita atau berhentilah. pekerjaan bukan hanya di satu tempat dan dunia tidak akan selesai bila kita keluar dari pekerjaan itu.
namun, bila kita ternyata mendapatkan lebih dari yang sepantasnya kita dapat maka bekerjalah lebih baik. jangan mengambil keuntungan atas situasi itu.
saya ingat perkataan Dahlan Iskan yang tersebar di dunia maya
"daripada mengeluh terus, berhentilah bekerja. masih banyak orang lain yang mau bekerja dan tanpa mengeluh bisa menunjukkan kemajuan"
sekali lagi, jadilah manusia muslim yang seimbang antara hak dan kewajiban. jangan mau dieksploitasi dan jangan mengeksploitasi.
bila anda seorang atasan, maka berbuatlah adil dengan bawahan anda. sebab kelak akan ada pertanyaan di alam kubur seberapa bijaksana kita memimpin bawahan kita.
bila anda seorang bawahan, bekerjalah dengan baik sesuai dengan tanggung jawab dan ambillah hasil sesuai dengan tanggung jawab itu. pertanyaannya pun akan berbeda hanya pada seberapa tanggungjawakah kita terhadap pekerjaan kita.
semoga menjdi renungan yang bermanfaat untuk semua yang membaca dan yang dibacakan.

Minggu, 16 Februari 2014

renungan ; bayangan nyamuk

seperti seorang becermin dan melihat nyamuk
lalu ingin membunuhnya
tapi bayangan nyamuk di cermin yang dipukul
bukan nyamuk yang mati tapi sakit tangan sendiri.

marah,
ia pukul bayangan cermin lagi hingga tangan berdarah
menangis ia
menyesal ia
pukul lagi bayangan nyamuk hingga makin berdarah

itulah manusia bodoh

Sabtu, 08 Februari 2014

serial nabi : Nabi Yusuf A. S.

Yusuf (Arab يوسف ) (sekitar 1745-1635 SM)adalah salah satu nabi agama samawi. Ia juga merupakan salah satu dari 12 putra Yaqub dan merupakan cucu dari Ibrahim. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 1715 SM dan ia ditugaskan berdakwah kepada Kanʻān dan Hyksos di Mesir. Namanya disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran. Ia memiliki 2 anak laki dan 1 anak perempuan dan ia wafat di Nablus Palestina.

Genealogi

Yusuf adalah cucu dari Ishaq, silsilah lengkapnya adalah Yusuf bin Yakub bin Ishaq bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Yusuf merupakan putera ketujuh (ada sumber mengatakan anak kesebelas) Yakub dan Yusuf mempunyai ibu yang dikenali sebagai Rahil dengan adiknya, Bunyamin. Yusuf menikah dengan seorang gadis yang bernama Ashenath kemudian memiliki dua orang anak yang bernama Manessa dan Ephiraim.
Sedangkan Ibnu Katsir dalam kitabnya yang berjudul Qishashul Anbiya’ menuliskan bahwa Yusuf menikahi Ra’il binti Ra’ayil, janda dari Qithfir, kemudian lahirlah dua orang putra, yakni Afrayim dan Mansa.

Biografi

Yusuf mempunyai 12 orang saudara lelaki dan mempunyai rupa yang tampan dan dimanja oleh bapaknya. Walau bagaimanapun, ibu kandungnya wafat ketika ia berusia 12 tahun.
Kasih sayang berlebihan yang diperolehnya dari Nabi Yaqub membuat iri dan dengki saudara-saudara yang mewujudkan komplot menarik perhatian bapak mereka. Mereka berencana untuk membunuh beliau.
Yahudza, anak lelaki keempat dari Yakub dan yang paling tampan dan bijaksana di antara mereka tidak setuju dengan rencana pembunuhan itu karena perlakuan tersebut adalah dilarang. Maka, demi menghalau Yusuf, dia merencanakan untuk mencampakkan beliau ke dalam sebuah 'sumur tua' yang terletak di persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dagang dan para musafir beristirahat. Dengan itu, kemungkinan Yusuf akan diselamatkan dari sumur tersebut dan di bawa oleh siapa saja untuk dijadikan budak.

Kisah dalam Al-Qur'an

Al-Qur'an mengawali kisah Yusuf saat ia masih muda. Ia bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan bersujud padanya (Yusuf [12]:4). Mimpi itu ia beritahukan kepada ayahnya, Yaqub yang menyuruhnya agar tidak memberitahukan mimpi itu kepada saudara-saudaranya yang pencemburu (Yusuf [12]:5). Yusuf juga merupakan anak yang paling disayangi Yaqub, sehingga saudaranya merasa cemburu dan mereka merencanakan suatu rencana untuk membuang Yusuf (Yusuf [12]:8). Saudara-saudara Yusuf meminta izin pada Yaqub untuk membawa Yusuf pergi bersama mereka, dan mereka diizinkan. Dalam perjalanan, Yusuf dimasukkan ke dalam sumur dan ditinggal pergi oleh saudara-saudaranya hingga kemudian ia ditemukan oleh kafilah dagang yang kemudian menjualnya di Mesir. Orang yang membeli Yusuf adalah Qithfir, seorang raja Mesir yang mempunyai julukan Al Aziz.

Mukjizat

Ketampanan rupa

Kitab Jawi mengenai Hikayat Nabi Yusuf a.s.
Yusuf di dalam Al-Qur'an dikatakan sebagai pria tertampan di dunia.[1] Pernyataan ini digambarkan ketika Yusuf tumbuh remaja, istri tuannya yang bernama Zulaikha menggodanya karena tidak bisa menahan daya tarik ketampanannya dan setiap wanita yang melihatnya pasti terkesima, namun Yusuf menolaknya (Yusuf [12]:23). Sehingga ia mengancam Yusuf akan dipenjarakan, jika tidak mengikuti perintahnya (Yusuf [12]:32). Namun, Yusuf tetap teguh dan ia akhirnya dipenjarakan (Yusuf [12]:33). Yusuf dipenjarakan bersama dua orang tahanan.

Pentakwil mimpi

Di dalam penjara, mereka mengetahui bahwa Yusuf memiliki kejujuran yang tinggi dan dapat menafsirkan mimpi (Yusuf [12]:36). Yusuf berhasil dalam menafsirkan mimpi 2 tahanan lainnya, mimpi mereka adalah bahwa salah satu dari mereka akan dihukum mati, dan yang lainnya akan dibebaskan dan kembali bekerja sebagai penuang air minum raja. Maka, Yusuf meminta pada temannya yang akan dibebaskan untuk mengemukakan masalahnya kepada raja. Namun, ketika dibebaskan, ia melupakan Yusuf, sehingga ia tetap dipenjara.
Beberapa tahun kemudian, raja bermimpi dan menanyakan apa artinya. Penuang minuman tersebut akhirnya ingat pada Yusuf, dan ia menanyakan Yusuf apa arti mimpi raja. Yusuf menafsirkan mimpi raja bahwa akan terjadi tujuh panen yang berlimpah, kemudian diikuti tujuh panen yang sedikit, dan kemudian ada tahun yang penuh dengan hujan. Raja yang mendengar tafsir Yusuf, akhirnya memanggilnya. Namun, sebelumnya Yusuf meminta kepada orang-orang yang menuduhnya ditanyai apa yang sebenarnya terjadi. Zulaikha akhirnya mengakui apa yang dilakukannya pada Yusuf. Yusuf akhirnya dibebaskan dan raja menghendaki ia bekerja untuknya. Yusuf akhirnya meminta agar ia ditugaskan untuk mengurus hasil bumi di negeri itu.
Selama tahun-tahun yang diramalkan paceklik, saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir untuk meminta makanan. Mereka diperbolehkan menghadap Yusuf yang mengenal mereka, namun mereka tidak. Yusuf meminta mereka jika ingin meminta makanan lagi, mereka diharuskan membawa adik laki-laki bungsu mereka. Mereka akhirnya membawa adik bungsu mereka pada pertemuan berikutnya. Pada adik bungsunya itulah, Yusuf mengungkapkan kisahnya bahwa ia dipelakukan jahat oleh kakak-kakaknya. Yusuf akhirnya bekerja sama dengan adiknya. Adiknya untuk sementara ditinggal bersamanya. Yusuf berpura-pura bahwa adiknya ditahan karena mencuri gelas minum raja. Pada saat itu juga, Yaqub kehilangan penglihatannya karena merasa kehilangan Yusuf dan saudaranya.
Ketika saudara-saudara Yusuf datang lagi kepadanya, Yusuf mengungkapkan jati dirinya pada mereka.
Saudara-saudara Yusuf akhirnya meminta maaf atas tindakan mereka. Yusuf kemudian meminta mereka membawakan bajunya kepada ayahnya dan mengusapkan pada wajah ayahnya untuk memulihkan penglihatannya dan juga memerintahkan mereka untuk membawa orangtua dan keluarga mereka ke Mesir. Setelah tiba di Mesir, orang tua dan saudara-saudaranya bersujud untuk menghormatinya. Yusuf kemudian mengingatkan akan mimpinya di masa muda yang ditafsirkan oleh ayahnya; sebelas planet, matahari, dan bulan bersujud padanya.[

--- sumber : wikipedia ---

Serial nabi : Nabi Nuh A. S.

Nuh menurut Islam

Etimologi

Suyuti menceritakan bahwa nama Nuh bukan berasal dari bahasa Arab, tetapi dari bahasa Syria yang artinya “bersyukur” atau “selalu berterima kasih”. Hakim berkata dinamakan Nuh karena seringnya dia menangis, nama aslinya adalah Abdul Ghafar (Hamba dari Yang Maha Pengampun).
Sedangkan menurut kisah dari Taurat nama asli Nuh adalah Nahm yang kemudian menjadi nama sebuah kota, kuburan Nuh berada di desa al Waqsyah yang dibangun didaerah Nahm.[6]
Nuh mendapat gelar dari Allah dengan sebutan Nabi Allah dan Abdussyakur yang artinya “hamba (Allah) yang banyak bersyukur”.[7]

Genealogi

Dalam agama Islam, Nuh adalah nabi ketiga sesudah Adam, dan Idris. Ia merupakan keturunan kesembilan dari Adam. Ayahnya adalah Lamik (Lamaka) bin Metusyalih|Mutawasylah (Matu Salij) bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusyi bin Syits bin Adam. Antara Adam dan Nuh ada rentang 10 generasi dan selama periode kurang lebih 1642 tahun.
Nuh hidup selama 950 tahun. Ia mempunyai istri bernama Wafilah,[8] sedangkan beberapa sumber mengatakan istri Nuh adalah Namaha binti Tzila atau Amzurah binti Barakil[9] dan memiliki empat orang putra, yaitu Kanʻān, Yafith, Syam dan Ham.

Biografi

Nuh adalah Rasul Allah yang pertama yang diutus ke atas bumi ini, sedangkan Adam, Syits dan Idris yang diutus sebelumnya hanyalah bertaraf Nabi saja, bukan sebagai Rasul karena mereka tidak memiliki umat atau kaum.
Dari Ibnu Katsir bahwa Nuh diutus untuk kaum Bani Rasib. Dia lahir 126 tahun sepeninggal Nabi Adam AS, sedangkan menurut Ahli Kitab dia lahir 140 tahun sepeninggal Nabi Adam. Dia adalah utusan yang pertama yang diutus untuk umat manusia. Penduduk yang diserunya dikenal dengan Banu Rasib.
Dari Ibnu Abi Hatim : Abu Umamah mendengar seorang berkata kepada Nabi “Wahai Utusan Tuhan, apakah Adam seorang Nabi?” Nabi menjawab “Ya”. Orang tersebut bertanya lagi: “Berapa Lama antaranya dengan Nuh?” maka Nabi Menjawab “sepuluh generasi”
Ibnu Abbas menceritakan Bahwa nabi Nuh diutus pada kaumnya ketika berumur 480 tahun. Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Dia mengarungi banjir ketika ia berumur 600 tahun, dan kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun.
Ibnu Abi Hatim dari Urwah bin Al Zubayr bahwa Wadd, Suwa, Yaghuth, Ya’uq dan Nasr adalah anak nabi Adam. Wadd adalah yang tertua dari mereka dan yang paling saleh di antara mereka.
Ibnu Abbas menceritakan bahwa ketika Nabi Isa menghidupkan Ham bin Nuh, dia bertanya kepadanya kenapa rambutnya beruban, ia menjawab dia meninggal di saat usia muda karena ketakutannya ketika banjir. Ia berkata bahwa panjang kapal Nuh adalah 1200 Kubit dan lebarnya 600 Kubit dan mempunyai 3 lapisan.

Migrasi dari Suq Thamanim ke Babylonia

Ibnu Thabari menceritakan setelah kapal berlabuh di pegunungan Ararat, ia kemudian membangun suatu kota di daerah Ararat (Qarda) di suatu areal yang termasuk Mesopotamia dan menamakan kota tersebut Themanon (Kota delapan Puluh) karena kota tersebut dibangun oleh orang yang beriman yang berjumlah 80 orang. Sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Suq Thamanin.
Ibnu Abbas kemudian menceritakan bahwa Nuh membangun kota Suq Thamanin dan semua keturunan Qayin dibinasakan. Menurut Al-Harith dari Ibnu Sad dari Hisham bin Muhammad dari ayahnya dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas berkata ”ketika Suq Thamanin menjadi penuh dengan keturunan Nuh mereka berpindah ke Babylon dan membangun kota tersebut”.
Abd al Ghafar menceritakan ketika kapal berlabuh di bukit Judi pada hari Ashura.

Doa Nuh kepada Keturunannya

Ibnu Ishaq mengatakan bahwa Nuh mendoakan ketiga putranya. Nuh mendoakan keturunan Sam menjadi nabi-nabi dan rasul. Nuh mendoakan keturunan Yafith untuk menjadi raja-raja, sedangkan dari keturunan Ham dia doakan agar menjadi abdi dari keturunan Yafith dan Sam.
Ketika Nuh menginjak usia lanjut, ia mendoakan agar keturunan Gomer dan Kush menjadi raja-raja, karena mereka berdua ini melayani kakeknya disaat usianya lanjut.
Ibnu Abbas menceritakan bahwa keturunan Sam menurunkan bangsa kulit putih, Yafith menurunkan bangsa berkulit merah dan coklat, Sedangkan ham menurunkan bagsa Kulit hitam dan sebagian kecil berkulit putih.

Anak

Kanʻān bin Nuh
Dari keempat putra Nuh, hanya tiga orang yang selamat dari bencana banjir, karena taat serta mengikuti ajaran yang dibawa ayahnya. Adapun seorang anaknya lagi yang tertua, yaitu Kan'an, tewas tenggelam. Nuh merasa sedih karena anaknya tidak mau mengikuti ajarannya. Sedangkan menurut Hasan al-Bashri berpendapat bahwa Kan’an adalah anak tiri Nuh yaitu anak dari isterinya yang durhaka.
Yafith bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Yafith bernama Arbasisah binti Marazil bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Yafith menurunkan 7orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan, yaitu Gomer, Marihu, Wa’il, Hawwan, Tubal, Hawshil dan Thiras. Anak perempuan dari Yafith adalah Shabokah.
Sam bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Sam bernama Shalib binti Batawil bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Sam menurunkan Arfaqsyad, Asshur, Lud, Elam, dan Aram.
Ham bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Ham bernama Nahlab binti Marib bin Al Darmasil bin bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Ham menurunkan 4 orang anak laki-laki, yaitu Kush, Put, Kanaan dan Qibthy atau Misraim.
Menurut Ibnu Ishaq tidak diketahui apakah Aram adalah satu ibu atau dari ibu yang berbeda dengan anak Sam lainnya. Sam berdiam di Mekkah dan dari keturunannya yaitu Arpaksyad menurunkan nabi dan rasul. Kemudian dari nya menurunkan bangsa Arab dan bangsa Mesir kuno. Keturunan Yafith menjadi raja untuk wilayah non arab seperti Turki, Khazar dan Persia yang raja terakhirnya adalah Yazdajird bin Shahriyar bin Abrawiz yang masih merupakan keturunan Gomer bin Yafith bin Nuh.
Keturunan Sam berdiam di Majdal yang berada di pusat bumi yang daerah tersebut berada di Satidama (suatu daerah bagian utara Irak atau dibagian Timur Anatolia), di antara Yaman dan Syria. Tuhan memberikan mereka kitab dan kenabian serta memberikan warna kulit yang coklat dan putih.
Bangsa ʿĀd berkembang di suatu lembah yang dinamakan Al-Shihr (Bagian Selatan Arabia menghadap lautan Hindia) dan dibinasakan disuatu lembah yang dinamakan Lembah Mughith.
Kemudian Mahrah menetap di lembah Al-Shihr. Ubayl berkembang di wilayah Yasthrib, Amalek berkembang di Sana sebelum dinamakan Sana. Beberapa dari keturunan Amalek kemudian pergi ke Yastrib dan mengusir bangsa Ubayl, yang kemudian Jubayl berkembang di wilayah Juhfah, tapi banjir membinasakan mereka sehingga dinamakan wilayah tersebut Al-Juhfah (tempat penyapuan).
Thamud berdiam di Hijr dan di sekitarnya dan dibinasakan di sana. Tasm dan Judays berdiam di Yamamah dan kemudian dibinasakan, ketika Umaym memasuki wilayah Al Abar (Wabar, suatu tempat di Yaman) dan dibinasakan di sana. Di sekitar Yamamah dan Al Shihr tidak ada yang bepergian di sana karena wilayahnya telah dikuasai Jin. Daerah tersebut dikenal dengan Ubar karena berasal dari nama Abar bin Umaym.
Keturunan Joktan bin Eber memasuki Yaman dan kemudian menamainya Yaman yang berarti Selatan. Beberapa kaum dari Kan'an memasuki Syria yang namanya adalah Al-Sha’m maka dari itu wilayah Syria dahulu dikenal dengan nama Syam.
Diceritakan dari Damrah bin Rabiah dari Ibnu Ata dari Ayahnya bahwa Ham menurunkan keturunan yang berkulit hitam dan berambut keriting. Rambut mereka tipis. Yafith menurunkan keturunan yang berwajah datar dan bermata kecil atau sipit, sedangkan Sam menurunkan keturunan yang berwajah tampan dan berambut indah.

-- sumber wikipedia --

Kamis, 06 Februari 2014

silabus dasar pelatihan teater : Konsentrasi



Konsentrasi

Tujuan Umum                   : mengenalkan teori dan teknik konsentrsi kepada peserta didik
Tujuan Khusus                  : memberikan pengalaman konsentrasi peserta didik dalam memainkan peran
Waktu Pelatihan               : disesuaikan dengan keadaan peserta, pelatih dan instansi terkait.
Pelatihan                             :
1.       Hakikat konsentrasi dan macam bentuknya.
2.       Pelatihan mengawali konsentrasi dengan beberapa teknik.
3.       Melatih konsentrasi dengan memainkan peran yang dibacakan dengan cepat.
Pencapaian materi minimal         :
1.       Peserta didik memahami hakikat konsentrasi dan beberapa teori teknik konsentrasi.
2.       Mampu memainkan peran dengan baik sesuai dengan teks drama atau puisi.
Materi konsentrasi.
1.       Hakikat konsentrasi ialah menetapkan diri pada tujuan. Konsentrasi didapat dengan berbagai cara untuk memulainya. Untuk memulai konsentrasi biasa digunakan teknik yoga yakni konsentrasi pada pernafasan atau pandangan pada titik tertentu. Konsentrasi yang benar bukan hanya terjadi saat melakukan yoga tapi saat latihan peran atau pada saat di panggung.
2.       Setelah mengawali konsentrasi dengan teknik pernafasan. Mulailah kita melakukan latihan membaca cepat sebuah puisi. Mulailah dengan puisi satu bait kemudian meningkat menjadi lebih dari satu bait. Kemudian buat satu pementasan deklamasi puisi tersebut.
3.       Ambilah satu bagian naskah yang anda suka. Pilih rekan sesame peserta didik. Baca cepat bagian naskah terebut lalu pentaskan. Lakukan berulangkali dengan bagian yang lain dalam naskah yang sama.

materi diatas memerlukan pengembangan berdasarkan pengalaman pelatih.
Selamat berlatih.
Muharram. Generasi 19



Senin, 03 Februari 2014

Silabus Pelatihan Dasar-dasar Teater



Silabus Pelatihan Dasar-dasar Teater

Silabus ini merupakan pedoman yang digunakan pelatih untuk pelatihan dasar-dasar teater. Diperlukan pengembangan, kreasi dan pengalaman pelatih dalam melaksanakan pelatihan berdasarkan silabus ini. Silabus ini bertujuan untuk mempermudah pelatih dalam melakukan pelatihan dengan memperhatikan tahap pencapaian nilai minimal yang harus dipahami oleh peserta pelatihan.
Model pelatihan dalam silabus ini berdasarkan pedoman delapan unsur teater yang digunakan oleh Teater Kedok SMA Negeri 6 Surabaya yakni ;
1.       Konsentrasi
2.       Pernafasan
3.       Artikulasi
4.       Vocal
5.       Gerak teaterikal
6.       improvisasi
7.       Imajinasi dan ekspresi
8.       Blocking

Selain kedelapan unsur tersebut juga dijabarkan pengetahuan tentang hakikat dan sejarah teater sebagai teori awal. Setelah mengenal dasar-dasar pelatihan teater pelatihan akan meningkat menuju pelatihan pengembangan diri menjadi seorang tokoh akan dijabarkan dalam silabus berikutnya.
Salam Budaya

Teater Kedok SMAN 6 Surabaya








Gerak Teaterikal
Tujuan Umum                   : membentuk pemahaman terhadap gerak teaterikal secara teori dan praktek.
Tujuan Khusus                  : memberi pengalaman gerak dalam panggung serta mengenal tubuh.
Waktu Pelatihan               : disesuaikan dengan keadaan peserta, pelatih dan instansi terkait.
Pelatihan                             :
1.       Teori gerak teaterikal
2.       Pemanasan
3.       Mengenal tubuh
4.       Membentuk tubuh sebagai dunia
5.       Membentuk tubuh dan benda mati sebagai dunia
6.       Membentuk tubuh dan rekan sebagai dunia
7.       Membentuk tubuh, benda mati dan rekan sebagai dunia.
Pencapaian materi minimal         :
1.       Peserta didik dapat menjelaskan teori dasar gerak teaterikal dan macam gerak.
2.       Peserta didik mendapat pengalaman gerak dalam berbagai bentuk dan cerita.
3.       Peserta didik dapat menggunakan tubuh sebagai dunia dengan nilai ekstetik tinggi menurut pelatih.
Materi gerak teaterikal.
1.       Teori
Hakikat gerak teaterikal ialah semua gerak yang terjadi di panggung. Gerak ini tidak terbatas hanya pada gerak meliuk-liuk tapi semu gerakan seperti berjalan atau menunjuk suatu benda.
2.       Pemanasan.
Lakukan pemanasan dengan maksimal untuk mengurangi resiko cedera dan pelenturan badan. Pemanasan bisa dilakukan sama seperti kita hendak berolahraga.
3.       Mengenal Tubuh
Kenali tubuh anda mulai sendi terkecil d jari kaki dan tangan, sendi besar di lutut, siku, leher dan punggung.
4.       Tubuh sebagai dunia
Setelah mengenal tubuh lakukan pencarian bentuk untuk menyimbolkan sesuatu misalnya membentuk tubuh menjadi angin atau daun. Mulailah dengan mersakan detail kecil hingga bentuk ekstrim yang mampu ditahan oeh tubuh. Lakukan tablo beberpakali kemudian dalam bentuk gerak.
5.       Tubuh dan benda sebagai dunia
Gunakan tubuh dan benda (mulailah dengan yang mudah hingga tersulit untuk tubuh anda) untuk membentuk sebuah perasaan. Misalnya tubuh dan kursi untuk menggambarkan perasaan terbakar dalam gudang tua. Lakukan tablo beberpakali kemudian dalam bentuk gerak.
6.       Tubuh dan rekan sebagai dunia
Kini lakukan gerakan kecil, besar, halus dan kasar dengan menyatukan perasaan antara tubuh dan rekan. Cobalah semua gerakan dan menyatulah. Mulailah dengan 1 rekan kemudian tambah rekan sampai pada batas kemampuan dalam berkelompok. Mulailah dengan tablo hingga begerak dan ciptakan sebuah cerita didalamnya.
7.       Tubuh, benda dan rekan sebagai dunia
Sekarang gabungkan semua menjadi satu dalam panggung. Mulailah dengan tablo hingga begerak dan ciptakan sebuah cerita didalamnya.

materi diatas memerlukan pengembangan berdasarkan pengalaman pelatih.
Selamat berlatih.
Muharram. Generasi 19