Sabtu, 28 Desember 2013

Terpendam


Terpendam

aku pendam dendam di pekarangan hatiku
tak ada yang tahu. aku hanya diam
dan tersenyum

ketika tiap lubang tanah telah terisi
aku rsa sesak sungguh. makin jadi saja
tak pernah ada tetangga yang rela
bahkan takkan mampu,
menampung tiap bara sedingin pelukan kematian

aku sendiri

sesak. aku pilih asap penuh asbak
ketika asap tak lagi mampu
aku memlih pergi sendiri
diam menunggu petaka yang lebih gila kerna sepi

-muharram, jan 10-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar