Terpendam
aku pendam dendam di pekarangan hatiku
tak ada yang tahu. aku hanya diam
dan tersenyum
ketika tiap lubang tanah telah terisi
aku rsa sesak sungguh. makin jadi saja
tak pernah ada tetangga yang rela
bahkan takkan mampu,
menampung tiap bara sedingin pelukan kematian
aku sendiri
sesak. aku pilih asap penuh asbak
ketika asap tak lagi mampu
aku memlih pergi sendiri
diam menunggu petaka yang lebih gila kerna sepi
-muharram, jan 10-
tak ada yang tahu. aku hanya diam
dan tersenyum
ketika tiap lubang tanah telah terisi
aku rsa sesak sungguh. makin jadi saja
tak pernah ada tetangga yang rela
bahkan takkan mampu,
menampung tiap bara sedingin pelukan kematian
aku sendiri
sesak. aku pilih asap penuh asbak
ketika asap tak lagi mampu
aku memlih pergi sendiri
diam menunggu petaka yang lebih gila kerna sepi
-muharram, jan 10-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar