Ketika Aku Bunuh Diri
aku berasap mencoba sampai pagi
kabut tipis ini seakan memanteli diriku
yang sendu pada Tuhan
menanyakan bagaimana sebuah hati
bisa sekeras itu.
ia melepasku sendiri
tahun-tahun berlari estafet
meninggalkan teriak lantang penonton
-manusia berwajah matahari-
tak sampai jua aku pada dia
pemegang tongkat berikutnya
sepotong mangga ranum tergeletak di atas meja
menanti tanganku yang riuh
bawa sangkur untuk belah
adilkah?
sangkur dan spotong mangga
dengan sangkur dan bungkusan tembakau gila
di tangan kiri kanan
aku mulai mengeja lagi derap-derap langkah
yang lalu
membacanya kembali
ku lihat kehebatan bodohku dan tertawa
bulan mulai dimakam awan
tetap terjaga aku berselimut kelam
muntahkan ia untukku.
mungkin pagi tak datang esok hari
langsung siang!
membakar tubuhku yang peluh
ah!
tak ada sarapan pagi.
tak ada pula santap malam
sebab sangkur telah telah terpasang di badan
tak peduli lagi kau akan datang.
muncul dengan karangan kembang dan puisi
aku memilih kebumi
-muharram,09-
kabut tipis ini seakan memanteli diriku
yang sendu pada Tuhan
menanyakan bagaimana sebuah hati
bisa sekeras itu.
ia melepasku sendiri
tahun-tahun berlari estafet
meninggalkan teriak lantang penonton
-manusia berwajah matahari-
tak sampai jua aku pada dia
pemegang tongkat berikutnya
sepotong mangga ranum tergeletak di atas meja
menanti tanganku yang riuh
bawa sangkur untuk belah
adilkah?
sangkur dan spotong mangga
dengan sangkur dan bungkusan tembakau gila
di tangan kiri kanan
aku mulai mengeja lagi derap-derap langkah
yang lalu
membacanya kembali
ku lihat kehebatan bodohku dan tertawa
bulan mulai dimakam awan
tetap terjaga aku berselimut kelam
muntahkan ia untukku.
mungkin pagi tak datang esok hari
langsung siang!
membakar tubuhku yang peluh
ah!
tak ada sarapan pagi.
tak ada pula santap malam
sebab sangkur telah telah terpasang di badan
tak peduli lagi kau akan datang.
muncul dengan karangan kembang dan puisi
aku memilih kebumi
-muharram,09-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar