Senin, 07 Januari 2013

Catatan buku Ring Of Fire karya Lawrence Blair (1)


"entah itu karena tipuan Proyeksi Mercator, atau karena chauvinisme alami para pembuat peta, Indonesia jarang ditampilkan dalam proporsi sejatinya, atau malah tidak muncul di peta. dalam 5 juta persegi samudra, dan merentang lebih luas daripada ke-48 negara bagian Amerika Serikat di benua Amerika, kompleksitas Indonesia dari sei geografis, hukum, dan linguistik menjadikan sebagian besar wilayahnya nyaris tidak pernah didatangi siapapun selain para pengelana asing paling keras kepala, bahkan sampai saat ini. bahkan Belanda, yang menjajah bangsa tersebut lebih lama daripada negara-negara barat lainnya, lebih berminat mendirikan pos-pos perdagangan daripada mengeksplorasi, dan mereka mendelegasikan wewenang mereka kepada para kepala suku setempat, yang lantas mendelegasikan juga wewenang mereka kepada bawahan-bawahan mereka, sampai-sampai masih banyak sekali orang Indonesia yang belum pernah melihat orang eropa sebatang hidung pun. sejak kemerdekaan diakui pada 1949, pemerintah Indonesia, yang berbasis di Jawa, telah mencoba mengendalikan wilayah negara yang luas, salah satunya dengan cara mempersulit orang-orang Indonesia sendiri untuk bepergian dengan bebas di negara mereka sendiri. oleh karena itu, sebagian besar negeri tersebut masih belum diketahui, oleh dunia maupun oleh penduduknya sendiri."

satu alenia bagian awal buku ini membuat saya berfikir. kok bisa? emang gitu? pantesan,..
kok bisa? pertanyaan  awalnya kok bisa Indonesia yang begitu luas dilupakan oleh para pembuat peta? ini menyakitkan buat saya dan para nasionalis (saya ga yakin kalau para "KoreaLovers" n "BritisVaganza" merasakannya juga). apa karena Indonesia itu negara miskin? karena Indonesia juarang banget berprestasi? atau gara-gara PSSI-nya ribut terus? atau malah karena Indonesia surganya para koruptor?
tapi dengan alasan apapun, saya tetap sakit hati.
emang gitu? Belanda emang cuma meras susu ibu pertiwi. kemajuan apa yang Belanda kasih ke kita? mereka malah mewariskan sifat korupsi yang sekarang sedang jadi trending topik para pejabat di negara ini. para pemimpin bukannya bekerja untuk rakyat, tapi malah rakyat yang diminta kerja keras banting tulang jual darah demi memuaskan hasrat mereka pada uang, tahta dan wanita. kenapa coba, Aril NOAH dipenjara sekian tahun gara-gara aksi "upin-ipin" sementara kalau yang jadi "upin" pak Bupati atau Anggota DPR kasusnya malah ditutup-tutupi. sampai-sampai pas rapat ada anggota yang nonton BOKEP!!!! apa gak kelewatan itu orang. yang pantas disalahkan disini bukan Belandanya, tapi pola pikir orang-orang kita terutama para pemmpinnya. kasian dong kalau jadi pemimpin di negeri ini karena pasti didemo dan dihujat. tapi rakyat yang "waras" gak mungkin mendemo dan menghujat pemimpin yang amanah. itu pasti.
pantesan,.. jalan, jembatan, dan kapal ferry di negeri ini sudah tua renta, jelek, bahkan rusak parah. negara bukannya membangun jalan dan jembatan yang baik, kokoh, dan bagus demi kelancaran perekonomian, pemerataan pendidikan misalnya. uang negara yang sudah sedikit itu malah buat jalan-jalan keluar negeri, bayar gaji plus tunjangan para pegawai negeri yang kerjaannya cuma "morotin" rakyat biasa atau malah buat beli mobil mewah plat merah yang ujung-ujungnya malah jadi plat hitam.

yah, buat para warga negara Indonesia yang "mangkel" dengan ini semua, saya cuma bisa bilang "sepurane,mas"

salam budaya Indonesia!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar